Serang, 3 Mei 2025 — Dalam rangka mendorong pembelajaran berbasis proyek dan penguatan literasi teknologi di kalangan siswa, MERSICS mengadakan kegiatan pelatihan dan uji coba pemanfaatan platform Blynk IoT yang terintegrasi dengan berbagai sensor lingkungan. Kegiatan ini berlangsung di laboratorium fisika sekolah dan diikuti oleh guru-guru IPA serta puluhan siswa kelas X maupun XI yang tergabung dalam komunitas KIR SMAN 1 Baros.
Pelatihan ini fokus pada penggunaan sensor UV, suhu dan kelembapan, serta sensor polusi udara yang terhubung dengan mikrokontroler berbasis IoT menggunakan aplikasi Blynk. Peserta diajak untuk memahami konsep dasar Internet of Things (IoT), teknik kalibrasi sensor, serta cara menghubungkan sensor data ke perangkat seluler melalui dashboard digital Blynk.
Sesi pelatihan ini dibimbing oleh tim MERSICS yang terdiri atas mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang telah berpengalaman dalam pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi. Peserta tidak hanya mempelajari teori secara online, namun juga secara langsung melakukan pengujian fungsionalitas sensor, dan membaca data secara real-time melalui aplikasi Blynk.
Salah satu inovasi yang diuji coba adalah alat pemantau kualitas lingkungan berbasis IoT, yang memungkinkan siswa memadukan paparan sinar UV, perubahan suhu dan kelembaban, serta tingkat polusi udara secara langsung melalui gawai masing-masing. Dalam sesi simulasi lapangan, siswa mengamati perubahan data sensor di berbagai titik dalam lingkungan sekolah, lalu mendiskusikan potensi aplikasinya dalam konteks pembelajaran fisika dan isu perubahan iklim.

Guru SMAN 1 Baros, Ibu Anisa Listiyana, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun budaya penelitian dan inovasi teknologi di sekolah. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa “Kami merasa senang dengan kedatangan tim MERSICS yang dapat membantu kami dalam menghadapi tantangan saat menghadai anak dalam KIR atau KIBAR karena sekolah sudah banyak kegiatan dan fasilitas yang dimiliki sekolah terbatas, seperti komputer yang jumlahnya terbatas serta perangkat yang masih usang,” ujarnya.
Anggota KIR atau KIBAR(KIR SMAN 1 Baros), Fauzan Firdaus siswa KIR kelas XI, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menambah wawasan siswa/I terkait teori yang dipraktekkan langsung melalui alat peraga yaitu mikrokontroler berbasis IoT. Alat ini dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) pada Kurikulum Merdeka, khususnya dalam tema energi terbar ukan dan mitigasi perubahan iklim.

Dengan antusiasme tinggi dari siswa dan dukungan penuh dari pihak sekolah, kegiatan ini diharapkan menjadi cikal bakal pengembangan KIR di SMAN 1 Baros serta memperluas kolaborasi sekolah dengan perguruan tinggi dalam pengembangan media dan penelitian pembelajaran sains berbasis teknologi.
No Responses